Garis imajiner merupakan salah satu penanda istimewa DIY. Garis bayangan tersebut merupakan garis penghubung antara Gunung Merapi, Keraton dan Pantai Selatan. Wilayah Kabupaten Sleman masuk di garis imajiner Jogja. Ajang festival garis imajiner Yogyakarta tersebut digagas untuk membangkitkan dan melestarikan budaya yang selama ini berada di masyarakat. Festival tersebut digelar sebagai wujud apresiasi kekayaan budaya yang adiluhung dan untuk membangun Kabupten Sleman.
Beragam pagelaran seni juga disiapkan selama festival. Seperti pegelaran
seni kerakyatan Sleman Hanengsemi (Sleman yang mempesona), dan pergelaran seni
kerakyatan dan pertunjukan budaya Mataram Mangarsi (kehadiran Mataram).
Acara Festival digagas oleh Dinas Kebudayaan Sleman. Festival Garis
Imaginer Tahun 2017 diselenggarakan dari tanggal 21 September 2017 - 23
September 2017 bertempat di bawah Jembatan Baru UGM. Menyajikan tiga kegiatan,
karnaval budaya, pergelaran seni kerakyatan dan pertunjukan budaya. Garis
imajiner membentang dari Gunung Merapi, Tugu Jogjakarta, Keraton Jogjakarta
hingga Pantai Parangkusumo. Makna yang terkandung dalam garis imajiner sangat
bernilai. Gunung Merapi dalam mitologi Jawa dikenal sebagai swarga
pangrantunan. Tugu merupakan patokan arah Sultan dalam melakukan meditasi yang
menghadap ke Gunung Merapi. Awalnya bangunan ini berbentuk golong gilig. Makna
Tugu yang dibangun era Sri Sultan Hamengku Buwono I adalah manunggaling kawula
gusti. Dengan kata lain pemersatu rakyat dan penguasa. Secara keseluruhan dari
Gunung Merapi hingga Pantai Parangkusumo memiliki arti yang sangat penting bagi
Keraton Jogjakarta. Keraton merupakan titik keseimbangan antara api yang
dilambangkan Merapi dan air yang disimbolkan sebagai Parangkusumo. “Memaknai
hubungan manusia dengan manusia maupun manusia dengan penciptanya.
Festival garis imajiner Yogyakarta dibuka dengan pawai diikuti 34
kelompok asal Sleman. Selain melibatkan drumband, kelompok seni, kelompok
masyarakat dan bregada prajurit tradisional adapula bregada prajurit Polres
Sleman. Uniknya selain mengenakan seragam dinas, para polisi juga mengenakan
blangkon dan kain selempang. Pawai karnaval berbeda dengan karnaval umumnya.
Terbagi tiga kelompok yang berangkat dari tiga penjuru. Seluruh rombongan pawai
berkumpul di bawah Jembatan Baru UGM. Di lokasi ini tersaji panggung kesenian
yang menghadirkan seniman-seniman. Selama tiga hari akan menyajikan pentas
potensi seni. Baik itu dari kelompok maupun sanggar seni hingga seniman. Ada
seni tari, kethoprak hingga wayang kulit dengan delapan dalang
yaitu Ki Edy Suwondo, Ki Bayu Sugati, Ki Sutikno dan 5 dalang cilik
Zaky Kaditama, Adtya Sandhi Sadewa, Bernadetha Astri Putri N, Giang Bayu
Tetuko, dan Davin Mahatma.
Referensi :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar